Vocaloid - Hatsune Miku

Jumat, 05 Agustus 2016

Kisah Sampah Di Sungai


          Suatu hari terdapat tumpukan sampah yang menumupuk di sungai . mereka sedang menunggu arus sungai yaang akan membawa mereka ke suatu tempat , entah itu kemana .tiba – tiba seoranng laki laki membuang sampah ke sungai tersebut . dengan perasaan  tak bersalah , si lai laki itu pergi dari sungai tersebut sambil membawa tong sampah berwarna hijau .



          “Tolong aku tak bisa berenang , jangan buang aku disisni .. aku hanya ingin bertemu keluaargaku di gunung sampah ..... huhuhuhu “ kata sampah yang baru dibuang itu menangis .
          “sudahlah nak , kami juga ingin sekali ke sana . tetapi apa daya . kita tlah dibuang kesini . “ kata seorang sampah yang berasal dari tumpukan sampah itu .
          “jadi, apa yang kita lakukan disini ?? hanya menunggu kita membusuk saja ?? itu kan perlu beberapa tahun ??!!” kata sampah yang baru saja di buang dengan menaikkan suaranya.
          “ bukan hanya itu , kita akan mengikuti arus air dari sungai ini ke suatu tempat . “ kata sampah yang menumpuk sambil mellihat sungai yang tenang .
          Tiba tiba sungai mengalir dengan kencang . membuat seluaruh sampah disana ikut . termasuk si smpah yang baru dibuang dan tumpukan sampah . mereka, senang karena telah mengikuti arus sungai . tiba tiba , mereka berhenti di salah satu selokan yang terdapat banyak sampah yang berdesakan .
          “mengapa kita sampai disini ?? “ kata si sampah yang baru saja dibuang sambil menahan sesak karena berdesakan dengan banyak sekali sampah .
          “ ya , memang lah kita ke sini nak, sampai air meluap dan kita akan selamat dari desakan ini .” kata salahsatu sampah dari desakan sampah tersebut .
          “ ooo, jadi ini yang membuat wilayah disekkitar banjir ,pantas saja wilayah ita selau banjir . coba saja manusia tidak membuang sampah ke sungai . pasti tidak akan banjir .” kata sampah yang baru saja dibuang itu dengan persaan ketawa .
          “ senjata dimakan tuan . hahahahah “ kata sampah tersebut tertawa licik.








Tidak ada komentar: